Pada hari Jumat, 23 Mei 2025, Ketua Mahkamah Agung (MA), Sunarto, menyampaikan sindiran pedas terhadap para hakim yang gemar memamerkan kemewahan. Pernyataan ini memicu berbagai reaksi, salah satunya dari anggota Komisi III DPR, Jazilul Fawaid, yang menyatakan dukungannya.

Jazilul Fawaid meyakini bahwa pernyataan Ketua MA tersebut didasarkan pada pengamatan yang cermat terhadap perilaku sebagian hakim yang cenderung hedonis. Ia berharap agar budaya saling mengingatkan dapat terus dilestarikan di lingkungan peradilan.

“Kami setuju, tentu Ketua MA menyampaikan statement berdasar pengamatannya atas perilaku sebagian mereka yang suka pamer barang mewah,” ujar Jazilul kepada wartawan pada hari Sabtu, 24 Mei 2025.

Lebih lanjut, Jazilul menekankan pentingnya menumbuhkan rasa malu, terutama bagi para hakim yang menggunakan uang hasil perkara untuk membeli barang-barang mewah. Sindiran keras Sunarto mengenai arloji seharga Rp 1 miliar menjadi sorotan utama.

Sunarto mempertanyakan, Arlojinya Rp 1 M, Kok nggak malu? Difoto arlojinya Rp 1 M apa tidak malu Saudara-saudara? Pernyataan ini disampaikan dalam kegiatan pembinaan di kantor MA RI, Jakarta Pusat.

Di sisi lain, detikcom bekerja sama dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) menyelenggarakan ajang penghargaan untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia. Selain itu, detikcom juga bekerja sama dengan Polri untuk memberikan penghargaan kepada sosok polisi teladan.

Budaya malu dan integritas menjadi sorotan utama dalam upaya menjaga kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan dan penegak hukum. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci dalam mewujudkan peradilan yang bersih dan berwibawa.