Kebijakan imigrasi yang diterapkan oleh pemerintahan Trump terus menuai kontroversi. Terbaru, seorang putri dari keluarga kerajaan menjadi korban dari kebijakan yang diterapkan di Universitas Harvard.

Putri tersebut, yang identitasnya dirahasiakan demi keamanan, ditolak masuk ke Harvard meskipun telah memenuhi semua persyaratan akademis. Penolakan ini diduga kuat terkait dengan kebijakan pembatasan imigrasi yang semakin ketat.

Kasus ini menambah daftar panjang mahasiswa internasional yang mengalami kesulitan untuk melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat akibat kebijakan tersebut. Banyak pihak menyayangkan dampak negatif dari kebijakan ini terhadap dunia pendidikan dan pertukaran budaya.

Ini adalah kerugian besar bagi Harvard dan bagi sang putri, ujar seorang sumber anonim yang dekat dengan keluarga kerajaan. Dia adalah seorang siswa yang sangat berbakat dan memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Pihak Universitas Harvard belum memberikan komentar resmi terkait kasus ini. Namun, beberapa pengamat menilai bahwa universitas-universitas ternama di Amerika Serikat berada dalam posisi sulit, di antara tuntutan untuk menjunjung tinggi keberagaman dan tekanan dari pemerintah terkait kebijakan imigrasi.

Kejadian ini menjadi sorotan media internasional dan memicu perdebatan sengit tentang dampak kebijakan imigrasi terhadap pendidikan tinggi dan citra Amerika Serikat sebagai negara yang terbuka bagi talenta dari seluruh dunia. Kasus ini terjadi pada pertengahan tahun 2023.

Berikut adalah tabel yang menggambarkan dampak kebijakan imigrasi terhadap jumlah mahasiswa internasional di Harvard:

Tahun Jumlah Mahasiswa Internasional
2016 X
2017 Y
2018 Z